di bulan desember
Kemudian dia menuangkan kopi favoritnya ke gelas pemberian saya,
mungkin hanya itu kopi ternikmat yang pernah saya teguk.
saya sering bertanya pada tembok bagaimana bisa Dia berbicara dengan biji-bijian dihadapannya. Apa Tuhan mamberi kuasa lebih padanya?
Ah, rasanya tak perlu Ia begitu, saya cukup mengkasihinya.
Berjalan kaki tanpa lelah, sampai akhirnya lupa diri.
nantinya kita akan terpisah. dan dia tidak pedulikan itu!
"ampun masih kau beri untukku?"
Maafkan jalan yang salah sudah saya tempuh.
Entah nanti, atau disurga.
Saya ingin kembali dituangkan Kopi itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar