Kamis, 16 Februari 2012

R.

kadang aku menyesal,
apalah daya.
tinta telah tergores,
benci sudah tertanam.
memang nengapa kalau aku pergi?
fajar terbit sedihku tak juga sirna?
apa kau membangunkanku saat aku tersungkur?
letih rasanya,
bertanya ada angin dan tembok-tembok "Dimana Dia?"
apa kau tak rindu?
aku, hari, bersama, cerita, malu ,perih, sedih?
tidakkah?
mungkin benar apa kata pepatah,
setiap pertanyaan tak harus di jawab.
dan setiap kemungkinan tak kan jadi kenyataan.

apa salahku berharap? apa jiwaku harus mati untuk menghentikannya?

bahagialah kamu, Tuhan selalu ada buatku..







Senin, 13 Februari 2012

surat untukMu

hallo,
apa kabarmu disana?
aku tahu kau akan dan pasti baik-baik saja bukan?
bagaimana sahabatmu disana?
aku merindukan jadi sahabatmu, disampingmu..
Hari ini aku lupa bagaimana cara menghargai seseorang yang telah memberikanku celotehan yang sama sekali ku tak suka.
ingin bercerita padamu agar ku ingat semua cara menghadapi hidup..

Ohya, aku sering mendengar kamu hadir diantara kami, keluargamu.
tapi betapa jahatnya aku tak pernah menyadari kehadiranmu..
kapan kita bertemu lagi, Ayah?
Iainkan aku berbicara, bercerita atau sekedar menatap senyummu saja.

Aku merindukanmu, sungguh.
Ayah, Jikalau waktu itu kau bisa menolak untuk ke dunia lain dari keluargamu, aku berjanji tak kan menjadi wanita lemah.
Layaknya hari ini, aku tersungkur, malu, perih bahkan tak atau harus bicara pada siapa lagi.

Tuhan selalu jaga aku, begitu juga dirimu yang tak pernah lepas mata mengawasiku.
terima kasih, walaupun berbeda tak pernah ku rasa ada jarak diantara kita.